BANTAENG - Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bantaeng, Menjadi inisiator Focus Grup Discussion (FGD) membahas dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kegiatan dilakukan di Cafe konijiwa Kelurahan Lembang, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Kamis malam, 14 September 2022.
Hadir menjadi Narasumber diantaranya, Dari pemerintah Kabupaten Bantaeng mewakili Bupati Bantaeng yakni Samsir. S.IP (Kadis Sosial Kabupaten Bantaeng), Dan Arifuddin Alwi, S.Sos, (Sekretaris Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Kabupaten Bantaeng). Mewakili Ketua DPRD Kabupaten Bantaeng, Didik Sugiarto (Anggota DPRD kabupaten Bantaeng dari partai Gerindra), Kapolres Bantaeng, AKBP Andi Kumara, SH, SIK, MSi, Dandim 1410 Bantaeng, Letkol Arm Gatot Awan Pebrianto, S.Sos.IPTU A. Rahmat Wijaya, S.Sos (Kasat Intelkam Polres Bantaeng). Kegiatan tersebut dipandu oleh Moderator Alif Tawakkal (Pengurus KNPI Bantaeng).
FGD yang mengangkat tema "Kenaikan BBM dari Perspektif Sosial dan Ekonomi", Juga dihadiri dari berbagi elemen mahasiswa, organisasi kepemudaan, aktivis, LSM, dan Pers. Diantara kelompok mahasiswa yang hadir memenuhi undangan adalah masing-masing perwakilan dari: - HPMB - HPMB Raya - HMI Cabang Bantaeng - PMII Cabang Bantaeng - Fatayat NU Cabang Bantaeng - SAPMA PEMUDA PANCASILA Cabang Bantaeng - SEMMI Cabang Bantaeng - IPM Cabang Bantaeng - IMM Cabang Bantaeng.
Ketua KNPI Kabupaten Bantaeng, Muhammad Lutfi Yahya, S.ST., M.M, Memaparkan niatan memotori pertemuan yang dinilainya sebagai ajang silaturahmi adalah untuk mendiskusikan dampak kenaikan BBM yang berorientasi pada tema Perspektif Sosial dan Ekonomi.
Dia juga menanggapi bahwa kenaikan BBM atau pengurangan subsidi memunculkan fenomena sejumlah elemen mahasiswa turun ke jalan menyuarakan penolakan. Hal ini sebagai penguatan ide untuk hadirkan KNPI sebagai jembatan penyaluran suara penolakan maupun solusi dari dampak kenaikan BBM kepada pemerintah.
"KNPI sebagai wadah kepemudaan ini mengambil tanggung jawab untuk memfasilitasi diskusi isu kenaikan BBM antara pemerintah dengan kalangan organisasi pemuda", Kata Lutfi Sapaannya
Dia mengakuinya bahwa menjadi tanggung sebagai wadah organisasi pemuda, namun menurutnya tidak serta-merta bahwa kegiatan forum diskusi ini membatasi gerakan mahasiswa di lapangan sekaitan dengan kenaikan BBM
"Jangan sampai ada yang berpikir bahwa ini untuk melunakkan teman-teman OKP dalam advokasi sikap masyarakat terhadap penolakan kenaikan BBM, Kita cuma berusaha menghadirkan iklim seluruh teman-teman organisasi kepemudaan termasuk KNPI sebagai wadah mutlak menolak kenaikan BBM dari perspektif sosial dan ekonomi.
Kapolres Bantaeng, AKBP Andi Kumara, SH, MH yang hadir sebagai narasumber fokus pada pergerakan mahasiswa yang turun kejalan menyuarakan penolakan terhadap kenaikan BBM, Serta bagaimana Kegiatan seluruh lapisan masyarakat tetap kondusif.
"Sebagai pengayom dan pelindung dan pengayom masyarakat tentu senantiasa hadir ditengah tengah masyarakat untuk menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat", Ungkapnya.
Kapolres menegaskan bahwa implementasi tugas tugas kepolisian ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat bukan saja saat mahasiswa sedang melakukan demonstrasi.
"Tentu kita juga hadir melindungi masyarakat, dan menjamin seluruh aktivitas lancar, Termasuk tidak terganggu jika ada aksi demontrasi", Kata Kapolres.
Mantan kasat lantas Polrestabes Makassar itu juga berharap kepada mahasiswa jika melakukan demonstrasi di jalan raya agar tidak sepenuhnya menutup jalan agar tidak menghambat kegiatan masyarakat lainnya.
"Intinya, jika kita menghambat rejeki orang lain tentunya rejeki kita juga terhambatnya, Jadi kalau demontrasi di jalan agar menggunakan separuh jalan agar aktivitas warga yang mencari rezeki tidak terhambat", Urai Kapolres.
"Salah satu contoh yang terjadi sebelumnya, Bagaimana seorang calon penumpang pesawat yang hendak melintas menuju Bandara mengalami kerugian karena tiket pesawat hangus akibat aksi tutup jalan mahasiswa, Coba kita pikirkan juga mereka ", Ujar Kapolres.
Narasumber Arifuddin Alwi, S.Sos (Sekretaris Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Kabupaten Bantaeng), Berbicara tentang bagaimana perlunya monitoring di pasar khususnya di pasar tradisional untuk mengontrol update harga bahan pokok masyarakat.
Narasumber, Syamsir. S.IP (Kadis Sosial Kabupaten Bantaeng), Berbicara lebih kepada memaksimalkan seluruh Jenis penyaluran bantuan sosial masyarakat agar disalurkan untuk mengurangi ketimpangan sosial ekonomi.
Narasumber, Didik Sugiharto (Anggota DPRD Kabupaten Bantaeng) memaparkan bahwa kenaikan BBM sangat terasa bagipelajar khususnya terkait sewa mobil. Dia juga mengakui bahwa bukan saja mahasiswa dan keluarganya, Keluarga Dewan juga terdampak.
Narasumber, Letkol Arm. Gatot Awan Febrianto, S.Sos (Dandim 1410 Bantaeng) memaparkan bawaTNI sangat berkepentingan untuk menjaga keutuhan NKRI termasuk persoalan sosial.
"Kita semua harus perhatikan kepentingan masyarakat lainnya, berdoa dan bersholawat agar kebijakan pemerintah dan dibukakan mata hatinya untuk lebih mengedepankan kepentingan masyarakat", Ucapnya.
Sementara rata rata dari peserta diskusi lebih dominan mengungkapkan penolakan kenaikan BBM karena dinilai tidak berpihak kepada rakyat.
Hanya saja salah seorang perwakilan masyarakat (RT) menyampaikan jika BBM tetap bertahan, Maka salah satu solusi yang ditawarkan adalah menaikkan Upah Minimum untuk daya beli masyarakat tetap terjaga dan perputaran ekonomi masih berjalan.
Hendra dari HMI, Menyesalkan Kenapa harus BBM yang naik padahal masih ada jalur yang lain seperti mengurangi biaya perjalanan pejabat.
Rama dari HMI, Tetap menolak kenaikan harga BBM dan meminta kepada Seluruh Stakeholder untuk mengawal isu ini hingga tuntas.
Baca juga:
Mengenal Seni Aborigin Australia
|
Putri Ramdhani dari IPM, Mengatakan bahwa Dampak kenaikan BBM ini terjadi sangat signifikan bagi masyarakat dan berharap solusi yang diberikan pemerintah.
Risdawati majid dari Fatayat NU, Sedikit kritis terhadap Kritis terkait BLT-BBM dengan nilai 300 ribu rupiah yang dinilainya tidak cukup untuk menangani kenaikan harga yang terjadi di pasar.
Ishak (medi, juga menilai penyaluran Bantuan sosial sangat semrawut
Amri (HPMB Raya), Menanyakan fungsi DPRD dalam persoalan kenaikan BBM, apakah berpihak kepada masyarakat sebagai perwakilan.
Tiwa' (SEMMI), Menekankan agar Polri tetap pada tupoksinya, dan juga menilai BST tidak tepat sasaran, dan kecewa kepada DPRD yang hanya segelintir yang menerima Aspirasi jika berdialog dengan demonstrasi mahasiswa.
Dikki (Sapma), Menanyakan Apa saja solusi yang dilahirkan dari isu kenaikan BBM.
Aidil (LSM), Paparkan bahwa Program bantuan pemerintah tidak tepat sasaran dan bagaimana solusinya.
Rizal (PMII), Meminta DPRD harus mengambil sikap yang jelas terkait isu ini dan pihak dari PMII akan tetap turun melakukan aksi.
Andi (PMII), Ungkap Data Rentan miskin dan data miskin, kenaikan bantuan sosial hanya segelintir yang menerima seharusnya memprioritaskan masyarakat miskin agar tepat sasaran dan mendapat solusi yang jelas.
Mabrur (HPMB), Dengan tegas mengatakan tidak sepakat dengan kenaikan BBM dan solusi yang paling tepat adalah menolak kenaikan BBM.